- Pendahuluan.
Indonesia yang mempunyai letak geografis yang strategis, karena merupakan pintu masuk dan keluarnya perdagangan Internasional baik yang dari arah Belahan Bumi Utara maupun Belahan Bumi Selatan, namun tidak disadari bahwa letak yang strategis tersebut sering mendatangkan kerugian baik bersifat individu maupun bersifat sekelompok manusia termasuk juga organisasi.
Disampin itu Indonesia mempunyai ribuan pulau kecil hingga yang terbesar, beberapa teluk dan selat, serta danau dan bukit-bukit, sehingga kondisi ini ikut berperan terhadap pembentukan pola cuaca di Indonesia, oleh karena itu pengaruh yang dominant tehadap pembentukan dan perubahan cuaca di Indonesia lebih pada factor local atau factor topografi suatu daerah, sementara pengaruh dalam skala global adalah sebagai pengganggu pengaruh local.
Cuaca dalam skala yang sempit sebut saja dalam skala 5 sampai 10 km atau bahkan sampai dengan 50 km sangat sulita diprediksi, apalagi untuk memprediksi cuaca seperti angina tornado atau putting beliung yang mempunyai cakupan hanya 3 – 5 km denga kejadian yang relatig singkat akan lebih sulit lagi karena darai pengamatan model baik dari TLAPS, Synergie system dan model lainnya tidak tercover, ftaslanya model-model tersebut mempunyai resolusi antara 0, 375 sampai dengan 1 derajat atau antara 40 – 110 km, sehingga tidak mungkin terlihat dari model tersebut.
Sebutan Tornado atau badai sering membingungkan masyarakat dan menakutkan karena ketidak tahuan akan pengetahuan tentang fenomena alam tersebut. Tornado memang mempunyai daya rusak yang hebat, akan tetapi kejadian tornado tergantung dari skalanya sementara di Indonesia tornado memang ada akan tetpai hanya pada skala F0 dan F1 atau sering dikenal dengan Putting beliung, Angin puyuh, angin ribut atau angin leysus. Referensi dari Tulisan terdahulu oleh achmad zakir menyatakan bahwa angin putting beliung berbeda dengan badai tropis, kejadiananya berasal dari sel awan tunggal dan lebih sering terajdi pada musim pancaroba atau pada musim penghujan jika pada periode musim penghujan diikuti dengan udara panas 3 hari atau pada hari sebelumnya.
2. Apa itu Tornado/Putting Beliung
Apakah Tornado sama dengan Putting beliung, jawabnya ya, perbedaannya hanya pada penyebutan dan skala intensitas Tornado, di Indonesia Tornado dikenal dengan sebutan angina putting beliung atau angina leysus, yang berbeda adalah dalam skala intensitasnya saja, di Indonesia tornado hanya pada skala F0 dan F1, (lihat penjelasan skala tornado)
Berikut adalah beberapa pertanyaan tentang tornado
a) Pengertian tornado?
Menurut Kamus Meteorologi (AMS 2000), tornado adalah “ suatu kolom udara yang berputar dengan kencang, timbul dari awan cumuliform atau dari bagian bawah awan cumuliform, dan sering ( tidak selalu ) tampak seperti funnel cloud.” Dengan kata lain, sebuah vorteks yang diklasifikasikan sebagai tornado, harus terhubung dengan permukaan tanah dan dasar awan. Ahli meteorology belum menemukan cara yang mudah untuk mengklasifikasi dan mendefinisikan tornado. Contohnya, tidak ada perbedaan yang jelas antara mesosiklon ( sirkulasi badai guntur induk ) di permukaan dengan tornado lemah yang besar. Sudah diketahui bahwa funnel pada tornado tidak tampak. Juga, pada kecepatan berapa dari awan ke permukaan tornado berawal.
b) Bagaimana tornado terbentuk ?
Sebagian besar tornado yang merusak dan mematikan disebabkan oleh supersel, yaitu badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang disebut mesosiklon. Supersel juga dapat menimbulkan hujan es yang merusak, angin kencang non-tornado, kilat, dan banjir tiba-tiba. Pembentukan tornado umumnya dapat dilihat pada hal- hal yang terjadi pada skala badai, didalam dan sekitar mesosiklon. Pertumbuhan tornado berhubungan dengan perbedaan temperature pada di tepi massa udara turun ( downdraft ) yang berada di sekitar mesosiklon ( downdraft oklusi). Studi pemodelan secara matematis tentang pertumbuhan tornado juga mengindikasikan tornado dapat terjadi tanpa pola temperature tersebut; bahkan kenyataannya, variasi temperatur yang teramati sangat kecil pada beberapa tornado yang menyebabkan kerusakan hebat dalam sejarah yakni pada 3 Mei 1999.
c) Dari arah mana tornado datang?
· Dapat terjad kapan saja tiap tahunnya
· Dapat terjadi dimana saja diseluruh tempat di dunia, namun pada daerah-daerah lintang tinggi terjdinya biasanya pada musim semia atau musim panas
· Di amerika tornado dapat terjadi pada pukul 15 s.d 21 LT
· Di Indonesia lebih bayank disekitar Sumatera dan Jawa (lihat tabel frekuensi puting beliung)
d) Apakah hujan es selalu terjadi sebelum tornado?Hujan?Kilat?
Karakteristik hujan, angin, kilat, dan hujan es menurut pengamat bervariasi dari badai yang satu dengan badai yang lain, dari jam ke jam, dan bahkan dari arah gerakan badai. Hujan es berukuran besar dapat mengindikasikan badai guntur yang tidak biasa, dan dapat saja terjadi sebelum tornado. Hujan es, atau bentuk lain apapun dari presipitasi, kilat bukanlah prediksi tepat akan terjadi tornado.
e) Jenis- Jenis Tornado
Tornado lemah
Ø Mencakup 88% dari jumlah keseluruhan tornado
Ø Menyebabkan kematian kurang dari 5%
Ø Memiliki tenggang waktu 1s.d > 10 menit
Ø Kecepatan angin kurang dari 110 mph
Tornado kuat
Ø Mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado
Ø Menyebabkan kematian hampir 30%
Ø Memiliki durasi 20 menit atau bahkan lebih
Ø Memiliki kecepatan angin 110 s.d 205 mph
Tornado sangat kuat
Ø Mencakup 1% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado
Ø Menyebabkan kematian hampir 70%
Ø Memiliki durasi melebihi 1 jam
Ø Memiliki kecepatan angin >205 mph
Waterspout
Ø Waterspout merupakan tornado yang lemah yang terbentuk dari perairan hangat
Ø Waterspout terjadi pada saat musim dingin / musim salju yang terlambat dating, disaat orang-orang mengira kemungkinan terjadinya tornado sangat kecil
Ø Waterspout terkadang bergerak di dekat daratan dan menjadi tornado yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa
f). Berapa lama tornado hidup?
Tornado dapat berlangsung mulai dari beberapa detik hingga lebih dari satu jam. Sebagian besar tornado berlangsung kurang dari 10 menit.
- Skala Tornado
Gambar dibawah ini menjelaskan prosentasi intensitas Tornado yang pernah terjadi di kawasan Jepang juga kaitannya dengan angka kematian akibat Tornado
Berikut adalah skala intensitas Tornado menurut Fujita Jepang,
SKALA KERUSAKAN TORNADO:
SKALA | PERKIRAAN KECEPATAN ANGIN ( MPH ) | TIPE KERUSAKAN |
F0 | < 73 | Kerusakan ringan. Beberapa kerusakan pada cerobong asap; dahan pohon patah ; pohon-pohon berakar dangkal terdorong; papan- papan penunjuk rusak. |
F1 | 73 - 112 | Kerusakan sedang. Atap rumah berhamburan; rumah semi-permanen bergeser; ---- |
F2 | 113 – 157 | Kerusakan yang signifikan. atap rumah kayu rusak; rumah semi-permanen roboh; mobil terbalik; pohon besar tercabut; misil ringan terpicu; mobil terangkat dari permukaan tanah. |
F3 | 158 – 206 | Kerusakan berat. Atap dan dinding rumah permanen roboh; kereta api terbalik; sebagian besar pohon di hutan tercabut; mobil besar terangkat dan terlempar dari permukaan tanah. |
F4 | 207 – 260 | Kerusakan hebat. Rumah permanen terangkat; bangunan dengan pondasi semi-permanen terlempar;misil besar terpicu; mobil dan benda berat lainnya terlempar beterbangan. |
F5 | 261 - 318 | Kerusakan sangat hebat. Rumah dengan kerangka yang baik pondasinya terangkat dan tersapu; Misil berukuran besar beterbangan di udara hingga 100 meter; pohon beterbangan; fenomena luar biasa lain akan muncul. |
4. Frekuensi kejadian Angin Putting Beliung tahun 2006
Frekuensi kejadai putting beliung dibawah ini adalah hasil pengolahan data yang tercatat melalui media cetak, sehingga dalam analisa dan pengolahan data berdasarkan data yang tersedia, namun demikian datatersebut sudah menjelaskan frekeunsi kejadai angina putting beliung di Sumatera dan Jawa.
Dari catatan kejadiaan angin putting beliung pada tahun 2006 di Sumatera dan Jawa, frekuensi kejadian putting beliung lebih sering pada bulan Nopember disaat memasuki musim penghujan sedang disaat memasuki musim pancaroba lebih sering pada bulan Maret,
GRAFIK KEJADIAN PUTING BELIUNG
Berdasarkan Jumlah Kejadian tiap Bulan sepanjang tahun 2006
Berdasarkan Waktu Kejadian sepanjang tahun 2006
- Kesimpulan
- Di Indonesia istilah Tornado disebut dengan Angin Putting Beliung tatau angin Puyuh/rebut atau juga angina Leysus, dengan skala intensitas Fujita pada skala F0 dan F1
- Frekuensi kejadian Putting beliung pada tahu 2006 di Sumatera dan Jawa lebih sering bulan Nopember yaitu pada saat memasuki musim penghujan dan bulan Maret pada saat memasuki musim kemarau.
- Kejadian angin Putting beliung atau Tornado lebih sering pada siang atau sore hari.
- Referensi
- Achmad Zakir , Sub bid Infomet Publik, Putting Beliung, Oktober 2006
-